Gunung Ibu, yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali mengalami erupsi dahsyat pada Sabtu malam, 11 Januari 2025. Erupsi ini menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi 4.000 meter di atas puncak gunung, yang teramati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Kejadian ini menambah catatan aktivitas vulkanik yang meningkat di Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan banyak gunung berapi aktif.
Kronologi Erupsi
Erupsi terjadi pada pukul 19:35 WIT dan berlangsung selama sekitar 3 menit 5 detik. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat. Selain itu, lontaran lava pijar juga teramati sejauh dua kilometer dari pusat erupsi. Sebelumnya, pada hari yang sama, Gunung Ibu juga mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 2.500 meter pada pukul 05:44 WIT.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu, Axl Roeroe, menyatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Ibu saat ini berada pada level III (siaga). Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 4,5 km dari kawah aktif, serta memperhatikan potensi hujan abu yang dapat terjadi.
Tindakan Pihak Berwenang
Pihak berwenang, termasuk Badan Geologi dan PVMBG, telah memperluas radius bahaya dari sebelumnya 4 km menjadi 4,5 km, serta memperluas sektoral berjarak 6 km ke arah bukaan kawah. Masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan pelindung mata untuk menghindari dampak dari hujan abu.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak jelas mengenai erupsi. Mereka diharapkan untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan instansi terkait.
Dampak Erupsi
Erupsi Gunung Ibu ini menambah catatan aktivitas vulkanik yang meningkat di Indonesia. Masyarakat di sekitar gunung diharapkan untuk tetap waspada terhadap potensi lahar dan dampak lain yang mungkin ditimbulkan oleh erupsi, terutama jika terjadi hujan lebat di puncak gunung.
Dampak dari erupsi ini juga dapat mempengaruhi aktivitas penerbangan di sekitar wilayah tersebut, mengingat kolom abu yang tinggi dapat mengganggu visibilitas dan keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, pihak otoritas penerbangan diimbau untuk memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada maskapai dan penumpang.
Reaksi Masyarakat
Kejadian ini menarik perhatian masyarakat luas, terutama mereka yang tinggal di sekitar Gunung Ibu. Banyak yang mengungkapkan kekhawatiran mengenai keselamatan dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh erupsi. Beberapa warga yang tinggal di dekat gunung mulai mempersiapkan diri dengan mengumpulkan barang-barang penting dan mencari tempat yang lebih aman untuk berlindung jika situasi memburuk.
Salah satu warga setempat, Budi (40), mengatakan, “Kami sudah terbiasa dengan aktivitas gunung, tetapi erupsi kali ini terasa lebih kuat. Kami akan mengikuti instruksi dari pihak berwenang dan tetap waspada.
Erupsi Gunung Ibu yang menghasilkan kolom abu setinggi 4.000 meter ini menjadi pengingat akan kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Dengan adanya informasi yang jelas dan tindakan cepat dari pihak berwenang, diharapkan masyarakat dapat menjaga keselamatan dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik.
Pihak berwenang terus memantau perkembangan situasi dan akan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Diharapkan, dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait, dampak dari erupsi ini dapat diminimalisir.